Tuesday, March 21, 2017

Walikota Baru Kupang: Independen?

Orang Kupang lagi euphoria. Pilkadal Walikota putaran kedua 3 hari yang lalu dimenangkan oleh Paket SALAM, Jonas Salean - Hermanus Man. Yang membuatnya istimewa adalah, pencalonan SALAM ini tidak didukung oleh partai politik manapun, alias calon independen. Maka banyaklah komentar - komentar bahagia beredar di situs - situs jejaring sosial: rakyat menang atas parpol!

Saya sebenarnya cukup senang dengan kekalahan parpol. Apalagi nampaknya para aktivis parpol itu sudah took it for granted, bahwa di dunia ini tidak ada dan tidak bisa ada sistem demokrasi yang berbeda tanpa parpol. Lebih khusus, advetorial Paket Jerikho misalnya, mengatakan bahwa "Walikota mutlak didukung DPR" yang artinya tanpa dukungan parpol, tidak ada dukungan DPR. Dan tanpa dukungan DPR, Walikota tidak bisa melakukan apa - apa. Bagi saya, argumentasi ini agak melompat. 

Tapi saya bukan mau membahas itu. Kembali ke urusan 'rakyat menang atas parpol' karena yang menang adalah calon independen. Lagi - lagi, parpol memang kalah. Tetapi apakah rakyat menang? Dan lebih awal lagi: apakah sang pemenang benar - benar independen?

Mari didudukan: Paket SALAM sebagai kandidat adalah Kandidat Walikota Kupang dari jalur independen. Artinya jalur tanpa dukungan parpol. Tetapi, sama dengan kritik terhadap demokrasi prosedural kita selama ini, bahwa parpol itu hanya jadi 'pintu masuk' kandidat calon kepala daerah dengan transaksi yang sudah menjadi rahasia umum. Parpol tidak melakukan pendidikan politik terhadap rakyat, tetapi hanya hidup bila ada perebutan kursi kekuasaan.

Bagaimana dengan kandidat dari jalur independen? Bisa jadi sama saja. Sekian ribu KTP rakyat bisa jadi hanya sebagai 'pintu masuk'. Nama - nama dibalik KTP itu bisa jadi hanya alat dalam kancah perebutan kursi kekuasaan. Bila demikian, maka klaim rakyat menang atas parpol adalah klaim yang terlalu prematur.  Apalagi kita punya pengalaman di kepengurusan 5 tahun sebelum ini. Paket Duo Dan yang didukung parpol kecil - kecil, ternyata dalam perjalanannya Daniel Adoe menjadi Ketua Golkar Kota Kupang. Siapa tahu dalam perjalanan nanti, Jonas Salean akan jadi Ketua Golkar atau PDIP atau Demokrat? Siapa tau.

Ini perlu dibuktikan. Buktikan bahwa independensi itu ada ketika sudah menjadi Walikota. Bukan balas dendam terhadap musuh lama dari rejim 5 tahun sebelumnya. Bukan balas jasa terhadap tim sukses yang paling militan sekalipun. Bukan kepentingan kelompok yang mengkaderkan SALAM dalam birokrasi maupun politik. 

Nama - nama di KTP itu bukan hanya pintu masuk, tetapi tanggungjawab. Mereka yang memilih bukan untuk SALAM mendapat kursi kekuasaan, tetapi untuk mengalami perubahan yang lebih baik. Dan seluruh warga Kota Kupang bukan hanya sumber retribusi, tetapi penguasa sesungguhnya yang harus dilayani.

(ditulis 5 tahun lalu, 2012)

been long time

too much to think and write, too little time.

Choices

When you have to choose between two things, consider a thorough cost - benefit analysis. Meaning all aspects: financial, social, intellectual, personal sanity (you'll never know sometime this really influential!). Also, consider the time lapse: current as well as future benefits!Where do you want to be in the future?

And when everything seems to be at the same page, then money is the only thing that matters!