Sunday, January 8, 2017

Penistaan Natal Keluarga

Apa yang diharapkan dari suatu perayaan Natal bersama keluarga besar? Ketemu keluarga yang jarang - jarang bertemu. Kenal keluarga yang belum dikenal. Kalau ada orang yang kita kenal sebagai kawan atau kenalan, dan bertemu di Natal keluarga, baik juga kita dapat penjelasan bagaimana kita ini bertalian keluarga. Apalagi kalau keluarga sebesar Fanggidae - Fangidae!

Walaupun bukan benar-benar antusias, tapi kami cukup bersemangat positif ketika berangkat ke Sakalak. Perjalanannya cukup panjang, kami sebenarnya tak menyangka Dusun Sakalak, Desa Tasikona itu demikian jauh. Sampai pantai selatan Timor, tepatnya di ujungnya Kupang Barat. Walau jalan rusak sana sini, tapi sebagai penggemar berkelana ke kampung-kampung, apalagi dengan view pantai selatan yang cantik, kami menikmati perjalanan itu. Apalagi ada Nona, anak pelawak yang jadi hiburan sepanjang jalan.

Acara berlangsung sangat biasa - biasa saja, kecuali khotbahnya yang keren. Acara paduan suara, vokal grup, solo, bakar lilin, sangat biasa saja. Tidak ada ciri keluarga, ataupun ciri Rote. Untung ada
Pak Pendeta Mel Atok sebagai bagian dari keluarga besar Fanggidae, yang menyampaikan khotbah yang khas: menghibur sekaligus mencerahkan. Beliau menekankan pada pentingnya mengingat Natal sebagai peringatan kelahiran Yesus, termasuk natal keluarga besar. Walau penting untuk mengenal to'o, te'o, ti'i dan sebagainya, lebih penting memastikan bahwa lewat Natal kita kenal Yesus. Jangan terbalik tingkat prioritasnya. Apalagi kalau manfaatkan acara Natal untuk dapat nama, jadi pejabat, jadi anggota DPR, dan sebagainya.

Dan kami benar-benar ternistakan. Istigfar oh istigfar. Sinful..sinful. Pak Ketua Persatuan Keluarga dengan semangat 45 memperkenalkan salah satu anggota persatuan keluarga besar yang sedang ingin menjadi bakal calon bupati Kabupaten Kupang. Hadir dengan bakal calon bupati, pasangannya, yang tidak ada hujan angin badai membawa dia jadi bagian dari keluarga besar. Sinful..sinful.Tidak cukup sampai disitu, Pak Ketua pakai acara mengancam: awas, kalau ada keluarga sendiri yang calon, tidak boleh pilih orang lain!

Jadi, walau masih banyak diantara yang hadir tersebut tidak kami kenal padahal anggota keluarga, kami tidak berhasil mengenal mereka. Ada beberapa kami kenal dan belum tahu bagaimana kami terhubung keluarga, tetap misteri bagi kami. Tapi kami pulang dengan tekad: we have more than enough. Cukup sudah penistaan ini.



No comments:

Post a Comment